Hubungan Manajemen dan Tata Kerja :
Manajemen : menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata kerja : menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia
Macam organisasi dari segi tujuan dan wilayah :
• Organisasi Niaga
Adalah Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam Organisasi Niaga
1. Perseroan Terbatas (PT)
2. Perseroan Komanditer (CV)
3. Firma (FA)
4. Koperasi
5. Join Ventura
6. Trus
7. Kontel
8. Holding Company
• Organisasi Sosial (Org.Kemasyarakatan)
Adalah Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat.
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
1. Jalur Keagamaan
2. Jalur Profesi
3. Jalur Kepemudaan
4. Jalur Kemahasiswaan
5. Jalur Kepartaian & Kekaryaan
• Organisasi Regional & International
Adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
Organisasi Internasional
Organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia
Macam Organisasi Niaga Dalam Perseroan Terbatas (PT)
PT Pertamina Gas disebut juga Pertagas adalah perusahaan yang bergerak di sektor hilir industri gas bumi Indonesia, merupakan anak perusahaan PT PERTAMINA (PERSERO) dalam peran usaha niaga gas, transportasi gas, pemrosesan gas dan distribusi gas, serta bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.
Pertagas didirikan pada tanggal 23 Februari 2007 berdasarkan Akta No. 12 tanggal 23 Februari 2007, di hadapan Marianne Vincentia Hamdani Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-03421 HT.01.01-TH.2007, tanggal 29 Maret 2007. Kekedudukan kantor di Gedung Oil Centre, Jalan M.H Thamrin Kav.55, Jakarta Pusat 10350. Pendirian ini dilandasi oleh ketentuan UU no.22/2001 dan dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan kebutuhan komoditi gas Indonesia sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar minyak ramah lingkungan disamping memberikan nilai tambah bagi pemanfaatan gas bumi sebagai sumber daya energi.
Kompetensi Pertamina dalam mengelola usaha gas selama 30 tahun mendorong untuk membentuk badan usaha tersendiri secara professional agar lebih fokus. Sumberdaya dan jaringan bisnis yang ada menjadi andalan Pertagas, sehingga Pertagas berkomitmen untuk mengembangkan usahanya dalam koridor nilai nilai Good Corporate Governance.Untuk itu Pertagas telah membulatkan tekadnya dengan merumuskan misi utamanya yaitu “melakukan bisnis gas bumi dan bisnis terkait secara profesional yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder, berwawasan lingkungan, mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta keunggulan”
Dasar Pembentukan PT. Pertagas
• Memenuhi ketentuan UU (prinsip unbundling)
• Divisi gas yang merupakan bagian dari Direktorat Hulu melaksanakan kegiatan usaha hilir termasuk kegiatan processing.
• Jaringan pipa yang dikelola merupakan pipa transmisi open acces, telah memiliki Hak Khusus, kecuali jaringan pipa di Jawa Barat.
• Adanya peluang bisnis gas yang berkembang dengan pesat
• PT PERTAMINA EP dapat lebih focus dalam upaya peningkatan produksi MIGAS
• Mengurangi risiko induk perusahaan dari tuntutan patner bisnis yang dapat membahayakan bisnis PT PERTMINA (PERSERO) secara keseluruhan .
Hubungan Dengan Induk Perusahaan
• Kepemilikan saham PT PERTAMINA GAS 100 % PERTAMINA dengan rincian 99 % PT PERTAMINA (PERSERO) DAN 1 % PERTAMINA RETAIL
• PT PERTAMINA GAS merupakan bisnis entiti yang mandiri namun kebijakan makro masih diatur oleh induk perusahaan (Kebijakan Finansial dan Kepegawaian)
• Seluruh kegiatan Bisnis Gas dan Pengelolaam Aset telah dialihkan kepada PERTAGAS ref. RUPS Tanggal 20 Juli 2007
• PERTAGAS diberikan wewenang sepenuhnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan asset guna memaksimalkan laba.
Saran :
Menurut saya alat transportasi pendistribusi atau pengiriman bahan bakar pertamina harus dikelola secara professional. Perkapalan sebagai pendukung Pemasaran dan Niaga Pertamina harus handal dalam operasional dan efisien dalam pembiayaan. Ketika ketergantungan pada kapal milik menjadi sorotan, salah satu opsi yang mengemuka adalah kepemilikan dan pengelolaan kapal milik secara bertahap dialihkan kepada anak perusahaan.Sekarang posisi perkapalan adalah sebagai bagian dari rantai suplai.Tugasnya adalah bagaimana muatan yang di angkut tepat jumlahnya,tepat kualitasnya,dan tepat waktunya.Dan yang ke-empat adalah harus efisien, dan murah.Jadi kita ingin menempatkan Perkapalan yang betul-betul andal secara operasional dan efisien secara biaya. Kita tidak mau andal tapi mahal, atau murah tapi tidak andal.Bukan berarti untuk efisien,keandalan kita korbankan.Sisi-sisi mana yang kita hemat untuk kita alihkan ke sisi keandalan.
memang keandalan itu berarti biaya. Jadi memang kita harus menaruh biaya untuk aspek peningkatan keandalan. Tetapi di sisi lain, ketidakandalan pun sering berakibat tambahan biaya juga. Mengambil kapal murah, tapi tidak andal, akhirnya bisa mengganggu operasional kita dan malah bisa merugikan perusahaan. Itu yang harus dilihat lagi lebih detil.
Aspek yang paling utama adalah bagaimana pengelolaan armada milik. Porsi armada milik itu seperti apa, kan nggak pernah dapat dirumuskan. Unsur apa yang wajib kita penuhi, dan yang bisa kita siasati apa.
Setelah diperoleh porsi armada milik dan armada charter, maka yang kedua, bagaimana sih mengelola armada milik ini? Apakah kita seluruhnya mengelola, atau kita serahkan ke ship management company yang merawat kapal agar siap operasi?
Bagaimana mindset dalam pengelolaan perkapalan ke depan?
Mindset-nya itu betul-betul pola bisnis saja. Dulu itu semua di kita, kita pilah core business atau non core business. Sekarang nggak begitu, secara komersial kita butuhnya apa? Sejauh bisnis memerlukan itu, kita kelola.
Sekarang itu lebih utama kepada bagaimana kita efisien. Jadi, tidak lagi isu kapal milik atau kapal charter. Isunya sudah mulai bergeser. Jadi, kalau efisien kita menyewa dari orang, kita sewa saja, tapi kalau efisien kita kelola, ya kita kelola.
Untuk sekarang, mungkin menyewa itu lebih efisien, tapi apakah untuk ke depan aspek-aspek strategis menjadi pertimbangan?
Untuk perkapalan ini kita arahkan menjadi unit bisnis tersendiri. Tapi ke arah itu pun kita lihat dulu prosesnya, baik perencanaan maupun persiapannya. Nantinya kita harapkan struktur organisasi Direktorat Pemasaran dan Niaga yang ramping dan efisien.
Jadi opsi untuk pengelolaan perkapalan ini apa saja?
Salah satunya dikelola oleh anak perusahaan dengan joint venture, atau dimiliki anak perusahaan, jadi betul-betul fleksibel.
Kualifikasinya seperti apa anak perusahaan itu?
Kualifikasinya, ya harus profesional dan efisien, baik dalam pengelolaan armada milik maupun dalam peran sebagai broker untuk kapal charter.Kita mungkin tidak perlu membentuk anak perusahaan baru. Kita punya PT Pertamina Tongkang. Itu kan wadah yang sudah tersedia. Cuma kita belum memberdayakan secara maksimal. Ini alternatif yang akan kita pelajari.
Kembali ke soal kepemilikan, bagaimana dalam kondisi sekarang?
Untuk kondisi sekarang selama suplai belum kuat, kepemilikan menjadi dominan. Tetapi dari sisi komersial dan operasional kepemilikan itu ada sisi-sisi yang tidak optimal kalau dikelola sendiri oleh Pertamina.
Tapi kita juga tidak yakin suplai dari luar. Kita tidak ingin tergantung besar kepada pihak luar dalam pengadaan kapal. Kalau kita tidak punya kapal milik, kita ini - mohon maaf - "seperti anak kecil dan kerdil " di tengah belantara bisnis perkapalan dunia.
Sejauhmana ketergantungan kita?
Kalau kita bicara efisiensi, sebut saja kita akan mengurangi sehingga nantinya kita hanya membutuhkan 100 unit kapal dalam satu tahun. Berarti setiap tiga hari kita butuh kapal. Bisa dibayangkan, betapa kita sangat-sangat tergantung kalau kita tidak punya sendiri kapal.• NS |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar