Read Me
Ilmu pengetahuan pada hari ini akan menjadi teknologi pada hari esok. Your Link Here
Selasa, 03 November 2009
MISTERI DUSUN BERINGIN
Sudah menjadi rahasia umum, kalau jembatan di ujung dusunku, Dusun Beringin, itu angker. Maka setiap melewati jembatan itu, aku selalu menyanyi keras-keras, meskipun suaraku jelek. Jika malam jumat kliwon, siapa yang lewat akan mencium bau aneh, yang tidak bisa dijelaskan. seolah berasal dari dunia lain.
Malam itu aku dan ayuk sepupuku harus mengantar makanan ke rumah Bibi ijot yang tinggal di dekat jembatan itu. ” Yuk....! kito disuruh nganter makanan ke rumah bi’ Ijot..” Rasa takut sudah menghampiri kami berdua.
Padahal malam itu adalah malam jumat kliwon. Dengan nafas memburu dan jantung deg-degan, kuberanikan langkah kakiku menyusuri jembatan itu. Kujejakkan kakiku di lorong gelap yang hanya bermandikan sebersit sinar rembulan. Selain aku dan ayukku, cuma suara jangkrik dan gonggongan anjing di kejauhan yang menemani.
Supaya tidak takut, aku menyanyikan lagu ”tok-tok tikus” keras-keras. Sebotol aqua di tangan kiri dan sepotong kerupuk di tangan kanan kuremas-remas agar menghasilkan bunyi "kriuk". Jantungku seperti mau copot ketika melihat sesuatu berwarna putih bergerak di sudut jalan. Warna putih yang berkibar-kibar dengan hikmat. Oh, ternyata cuma bendera lelayu warna putih yang lupa dicabut.
Lalu tiba-tiba aku menyadari sesuatu, "berarti, baru ada orang meninggal siang tadi?". ”Yuk, berarti tadi ado yang baru mati.” kata aku sambil ketakutan.
Angin malam bisu tidak menjawab.Dan siulan angin yang lembut seperti meniup telinga kiriku. Aku menoleh.Menoleh perlahan, dengan bola mata berputar ke arah tersebut.Aku menoleh dengan penuh rasa takut. Sejurus kemudian mataku terbelalak melihat sesosok asing di balik rerimbunan pohon rambutan.Seperti manusia, tapi bukan.Sorot matanya tajam, tidak bersahabat, penuh sinar kebencian dan dendam. Wajahnya tertutupi oleh rambutnya yang panjang dan tidak disisir. Kupingnya seperti kelelawar tapi bukan.Hidungnya seperti babi, tapi bukan. Gelapnya malam membuat aku dan ayukku tak bisa memastikan apakah kakinya menginjak bumi atau melayang-layang.
”Na, jingok kakinyo ngijak bumi apa idak,” ”Aiy.....! dak galak ah yuk,” jawabku.
Bau aneh yang legendaris itu tercium samar-samar. Aku siap-siap dalam posisi kuda-kuda, siap berlari kapanpun terjadi hal-hal yang berbahaya. Sosok tersebut semakin mendekatiku. Aku secara refleks mengambil langkah seribu, pergi menjauh dari tempat itu. ”Yuk, siap kito belari sekarang! ”Na, lareeeeeeeeeeeeeeeeee......................,”kata kami sambil berlari
Tetapi ada sesuatu yang memegang kakiku sehingga aku tidak bisa bergerak. Bulukudukku langsung kompak berdiri, seiring dengan semakin kuatnya cengkeraman di kakiku.Tangan itu menarikku! aku terjatuh! ”Yuk, tunggu ana,”kataku dengan ketakutan Kuberanikan diri untuk melihat apa yang memegang kakiku. Sesosok tangan kekar. Berwarna hitam dan diselimuti bulu-bulu hitam gondrong. Kuku-kukunya panjang mengerikan! Kutarik-tarik kaki kiriku. Tapi cengkeraman itu menjadi semakin kuat. Aku menarik paksa lagi kakiku.
Aduh, kakiku berdarah terkena cakarnya. Untunglah kakiku bisa terlepas. ”Aduh ai saket nyo,” sambil menangis Keringat dingin sebesar biji bola bekel masih deras mengucur di dahiku.
Dan kuputuskan untuk menginjak tangan jelek itu. Kuku-kukunya yang panjang aku patahkan. Bulu-bulunya yang lebat aku cabut. Tangan tersebut kuinjak keras-keras. ”Sokorlah kau e antu gilo, huuuuuuuuuuuuu!” kata ku dengan senang Namun, tiba-tiba suara jeritan terdengar dari dalam tanah. Bumi pun tiba-tiba bergetar hebat.
Tangan tersebut menghilang ke dalam lapisan-lapisan tanah. Dan sebuah gerakan lembut mencakar kabut tipis malam hari. Dari kabut yang terkoyak itu, muncullah sosok wanita cantik dan harum mewangi. Rambutnya panjang, pakaian panjang melambai ke tanah. Warnanya putih bersih.
"Namaku... Celia," suara indah itu keluar seperti mengecup berahi. "Aku punya boneka untukmu," sosok bernama Celia, yang aku belum tahu makhluk apakah dia, melanjutkan bicara. Aku tidak sempat untuk mendengarkan boneka itu, karena aku langsung lari tunggang langgang. "Duh kok lari sih, padahal bonekaku lucu dan sama sekali tidak kriuk," keluh makhluk cantik itu lagi.
Menurut cerita, di jembatan di atas Sungai Lubay itu beberapa waktu lalu pernah terjadi kecelakaan. Sembilan dari 10 penumpang mobil yang nyemplung ke sungai itu tewas. Apakah cerita ini berhubungan dengan peristiwa itu, walahu alam. Yang jelas, korban kecelakaan itu adalah para suster rumah sakit Charitas di Palembang. Semuanya wanita. Hanya satu lelaki, sopir mobil tersebut. SEKIAN |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sponsors :
Best Themes | New WP Themes | Best Blogger Themes
Copyright © 2013. Android Jelly Bean - All Rights Reserved
Copyright © 2013. Android Jelly Bean - All Rights Reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar